Wednesday, November 29, 2017

Guru dan Murid dengan Karakter Kreatif



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

      Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan.Bangsa yang dilanda krisis sejak 1997 dan sampai sekarang belum mampu keluar dari krisis multidimensional ini membutuhkan lahirnya kader-kader muda yang handal yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi modern.Dipundak mereka lah,kejayaan bangsa ini di pertaruhkan.Namun,kelahiran mereka tidak cukup hanya dinanti,ditunggu dan dibayangkan.kader-kader muda ini harus di rencanakan,diupayakan,dimunculkan,dan diperjuangkan dengan usaha maksimal,sistematis,dan terstruktur.
      Dalam hal ini,guru adalah aktor utama,disamping orang tua dan elemen lainnya.Kesuksesan pendidikan yang dicanangkan .Tanpa keterlibatan aktif guru,pendidikan kosong dari materi,esensi dan substansi.Secanggih apapun kurikulum,visi,misi,dan kekuatan finansial,sepanjang gurunya pasif dan stagnan,maka kualitas pendidikan akan merosot tajam.Sebaliknya,selemah dan sejelek apapun sebuah kurikulum,visi misi dan kekuatan finansial,jika gurunya inovatif,progresif,dan produktif,maka kualitas pendidikan akan maju pesat.Apalagi jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif,maka kualitas lembaga pendidikan semakin dasyat.
      Disinilah,letak strategis guru dalam dunia pendidikan.Karena itu,tidak ada pilihan lain,guru-guru yang ada harus memosisikan diri sebagai guru yang ideal dan inovatif,yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman,yang mempunyai kekuatan  spiritual,intelektual,emosional,dan sosial yang tinggi,serta kreatif melakukan trobosan baru yang kontinyu dan konsisten.
      Tetapi fakta nya,kebanyakan guru di indonesia tidak sesuai dengan harapan diatas.Mereka belum mencerminkan guru yang ideal dan inovatif yang siap mendidik siswa dengan profesionalisme dan optimisme.Oleh karena itu pemakalah ingin menyusun tentang menjadi guru kreatif
           

1.2  Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian dan fungsi materi ajar ?
2.      Apa pengertian dan jenis-jenis sumber belajar ?
3.         Apa pengertian dan fungsi alat peraga dalam pembelajaran ?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui pengertian dan fungsi materi ajar.
2.      Mengetahui pengertian dan fungsi sumber belajar.
3.      Mengetahui pengertian dan fungsi alat peraga pembelajaran.


BAB II

Pembahasan

2.1  Pengertian Kreativitas

            Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak dibuat oleh orang lain, sesuatu yang baru dan memiliki daya guna.Kreativitas adalah membuat sesuatu yang abstrak menjadi nyata, sesuatu yang potensial menjadi aktualKreativitas adalah kombinasi dari tiga hal, yaitu :
1. Penalaran (thinking)
2. Kecakapan (skills)
3. Motivasi
            Kreativitas adalah orisinalitas, artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai kreativitas akademik (academic creativity), Kreativitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau siswa dalam belajar dan memproduksi informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat kemampuan untuk mengevaluasi (kemampuan untuk menangkap akar masalah, ketidakkonsistenan dan elemen yang hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan elaborasi) dan redefinisi. Belajar secara kreatif adalah hal yang alami karena berkaitan sifat manusia yang selalu ingin tahu. Psikologi belajar telah menunjukkan bahwa individu yang menghadapi hal baru akan mengalami ketidakseimbangan dalam dirinya. Dengan demikian peluang untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut secara kreatif terbuka bagi semua orang.
            Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan, kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi. Apakah perbedaan antara kreativitas dan inovasi? Inovasi dapat diartikan sebagai proses penyempurnaan produk atau proses yang sudah ada. Negara Jepang adalah negara yang inovatif karena terus menerus menciptakan beragam produk otomotif, elektronik atau industri yang menguasai pasar dunia. Negara Inggris dan Jerman adalah negara yang kreatif karena banyak ilmuwan mereka banyak memenangkan hadiah Nobel. Kreativitas adalah jantung dari inovasi. Tanpa kreativitas tidak akan ada inovasi. Semakin tinggi kreativitas, jalan ke arah inovasi semakin lebar pula.

2.2  Pentingnya Kreativitas Guru

            Menurut Baron yang dikutip oleh M.Ali kreativitas guru adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Profesi guru adalah suatu pekerjaan yang harus memiliki suatu ketrampilan dan keunggulan. Keunggulan yang harus dimiliki guru adalah kreativitas. Kreativitas guru dalam pembelajaran memang diperlukan. Misalnya dalam menyampaikan materi,guru dituntut untuk mempunyai suatu model pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar siswa tidak mudah bosan dalam menerima materi pelajaran. Selain itu siswa akan senang dengan materi yang diajarkan. Adapun alasan guru harus kreatif, yaitu:
  1. Guru kreatif kaya akan ide
  2. Cara mengajar guru kreatif dapat membantu sekolah menemukan ciri khas nya yang menjadi kebanggaan dari sekolah tersebut
  3. Kreatifitas yang dimiliki guru akan menghemat biaya sekolah karena guru yang kreatif tahu cara memanfaatkan sesuatu dan menghindari penggunaan sesuatu yang kurang bermanfaat.
  4. Guru kreatif akan terbangun kesadaran untuk terus belajar meningkatkan keterampilan mengajarnya, menghindari perselisihan sesama relasi kerja
  5. Tidak terfokus pada dana dalam menciptakan karya
            Kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran akan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Selain memilih model pembelajaran guru juga harus menentukan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung bahan ajar atau materi yang akan disampaikan. Tentunya dalam memilih model dan media pembelajaran guru harus menyesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa.
            Maka dari itu,dapat disimpulkan bahwa kreativitas memang diperlukan dalam pembelajaran. Selain untuk mencapai tujuan pembelajaran kreativitas guru juga membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. Kita sebagai calon guru harus paham berbagai macam model model pembelajaran yang baru. Menjadi guru yang kreatif memang tidaklah mudah dan pastinya butuh proses. Akan tetapi bukan hal yang tidak mungkin kita bisa menciptakan kreativitas itu. Ada proses yang harus dilalui untuk menciptakan kreativitas itu. Kreativitas yang pertama mungkin kita bisa belajar dari pengalaman guru lain,atau bisa sharing kepada teman sejawatan,yang kedua dengan meningkatkan hubungan dengan siswa,yang terakhir kita bisa meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan kita.

2.3 Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa

            Menurut Mulyasa (2009:187) Prosses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaanya sering kali kita tidak sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Pembelajaran yang demikian biasa menuntut peserta didik untuk menerima dan menghafal apa-apa yang dianggap penting oleh guru: guru pada umumnya kurang menyenangi situasi ketika peserta didik bertanya mengenai hal-hal yang berada di luar konteks pembicaraan. Kondisi yang demikian, jelas mematikan aktivitas dan kreativitas para peserta didik sehingga harus dihindari dalam pembelajaran.
            Peningkatan kualitas pembelajaran menuntut kemandirian guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar para peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal, sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dari berbagai pengalaman dan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dalam pembelajaran, aktivitas dan kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Penerapan dapat dilakukan dengan cara berikut:
  1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik, serta mengurangi perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan.
  2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah.
  3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasilnya.
  4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
  5. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
            Strategi-strategi yang dapat membantu pengembangan kreativitas murid-murid secara efektif menurut Anna Craft (2004:177) mencakup :
  1. Menggunakan humor (menggunakan banyak teknik yang berbeda dalam satau mata pelajaran untuk membuat kelasnya tertawa).
  2. Membujuk individu-individu secara akrab
  3. Menyebut individu-individu dengan nama
  4. Secara umum harapan guru yang tinggi mencakup dorongan positif untuk memperoleh jawaban benar (untuk sebagian besar murid-bukan untuk orang-orang yang berusaha keras); dan
  5. Membuat langkah cepat.
            Berkaitan dengan peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, Widada dalam Mulyasa, 2009 mengemukakan bahwa di samping penyediaan lingkungan yang kreatif, guru dapat menggunakan berbagai pendekatan sebagai berikut:
  1. Self esteem approach
            Dalam pendekatan ini guru dituntut untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri), guru tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk mempelajari materi ilmiah saja, tetapi pengembangan sikap harus mendapat perhatian secara proporsional
  1. Creative approach
            Beberapa saran untuk pendekatan ini adalah dikembangkannya problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.
  1. Value clarification and moral development approach
Dalam pendekatan ini pengembangan pribadi menjadi sasaran utama,pendekatan holistik dan humanistik menjadi ciri utama dalam mengembangkan potensi manusia menuju self actualization. Dalam situasi yang demikian, pengembangan intelektual akan mengiringi pengembangan pribadi peserta didik.
  1. Multiple talent approach
            Pendekatan ini mementingkan upaya pengembangan seluruh potensi peserta didik, karena manifesta pengembangan potensi akan membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
  1. Inquiry approach
            Melalui pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya.
  1. Pictorial riddle approach
            Pendekatan ini merupakan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil. Pendekatan ini sangat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
  1. Synetics approach
            Pada hakikatnya pendekatan ini memusatkan perhatian pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagi bentuk metaphor untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan dimulai dengan kegiatan kelompok yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju padsa penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.
            Dalam upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dapat dilakukan oleh orang tua. Orang tua bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak-anaknya. Ayah dan ibu merupakan satu tim yang serasi dan kompak dalam mendidik anak-anak. Beban mendidik anak dalam keluarga pada dasarnya berada di pundak ayah dan ibu meskipun kedua-duanya bekerja di luar rumah. Seorang ibu yang bekerja di luar rumah dituntut untuk mampu membagi waktu dan perhatiaannya demi keluarga dan anak-anak. Karena ibulah orang yang pertama mendidik anak (sejak anak dalam kandungan) sehingga dengan naluri keibuannya, diharapkan mampu menanamkan tentang nilai agama, tata susila dan tata masyarakat. Di samping itu, dengan penuh kebijaksanaannya seorang ayah juga turut serta dalam mendidik anak-anaknya meskipun ia harus bekerja keras memeras keringat dan membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga. Lingkungan keluarga sebagai wadah yang efektif untuk mengembangkan kreativitas anak. Upaya orang tua untuk mengembangkan kreativitas anaknya adalah sebagai berikut :
  1. Bila seorang anak menunjukkan penemuannya, maka berilah pujian untuk memberikan semangat pada anak. Orang tua yang melihat kreasi anaknya tidak boleh menertawakan, supaya anak tidak jera dan selalu mampu menemukan hal-hal yang baru menurutnya.
  2. Latihlah anak untuk merencanakan aktivitas keluarga. Inisiatif anak harus dihargai supaya ada rasa jati diri yang positif.
  3. Berikanlah ruang khusus untuk bereksperimen dan dibuat kondusif agar bersikap positif terhadap lingkungannya.
  4. Orang tua sebaiknya membiasakan anak-anak menghadapi tantangan dan rangsangan supaya kreatif dan jangan terlalu menuntun dan tidak ada ketegasan.
  5. Anak dilatih untuk berpikir kreatif, misalnya bagaimana caranya bila tersesat di pasar malam dan ke mana harus minta pertolongan.
  6. Anak yang sedang asyik dengan pekerjaannya janganlah diganggu, karena konsentrasinya akan buyar dan pekerjaannya tidak akan sempurna hasilnya atau gagal sama sekali.
  7. Orang tua harus memberi motivasi supaya anak dapat mengikuti atau melaksanakan idenya sendiri. Seringkali ide yang bagus dan baru, hilang karena kehilangan kepercayaan diri sendiri atau tidak mampu mengendalikan diri.
  8. Jangan mengajari anak setiap langkah, tetapi sediakan ruang dibenaknya untuk membuat sesuatu yang diinginkannya, supaya imajinasinya berbunga-bunga guna memfungsikan otaknya dengan lebih baik.
  9. Harus diingat, karena usaha yang kreatif, seringkali tempat anak bekerja menjadi berantakan, misalnya karena dipakai untuk eksperimen yang membutuhkan tempat dan waktu. Anak tidak perlu dimarahi, supaya tidak mengendorkan semangat (Mardiati Busana, 1995).
            Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Untuk kepentingan tersebut, guru dapat mengembangkan program-program pembelajran yang menaraik, seperti modul, dan dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
 

No comments:

Post a Comment