Sunday, November 26, 2017

Makalah Evaluasi Pembelajaran



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

            Evaluasi belajar dan pembelajaran sangatlah penting utamanya di dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian peserta didik dalam menempuh mata pelajaran yang telah disajikan. Sehingga untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai, apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan, dan apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik, digunakan suatu evaluasi untuk semua hal tersebut. Peran evaluasi merupakan hal yang sangat penting dan keberadaannya tidak dapat tergantikan. Dengan adanya evaluasi seorang pengajar akan mampu melihat perkembangan dari setiap peserta didiknya dan dapat melakukan tindakan lebih lanjut manakala peserta didiknya mengalami kemunduran dalam pencapaian hasil belajar atau peserta didik belum mampu mencapai prestasi yang optimal.
            Sehingga untuk dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan benar, seorang pendidik atau guru dipersyaratkan mengetahui berbagai dimensi yang terkait dengan evaluasi. Terutama yang berkaitan dengan hakikat evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, jenis-jenis evaluasi dan prosedur evaluasi di dalam pembelajaran. Untuk itu, di dalam makalah ini kami akan mengulas hal-hal penting yang erat kaitannya dengan evaluasi belajar dan pembelajaran. Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau acuan dalam melakukan proses evaluasi.

1.2   Rumusan Masalah

a.       Definisi dan prinsip umum evaluasi?
b.      Apa tujuan evaluasi?
c.       Apa saja syarat umum evaluasi?
d.      Apa saja jenis-jenis evaluasi?
e.       Apa pendekatan evaluasi pembelajaran?

1.3  Tujuan

a.       Mengetahui definisi dan prinsip umum evaluasi.
b.      Mengetahui tujuan evaluasi.
c.       Mengetahui syarat umum evaluasi.
d.      Mengetahui jenis-jenis evaluasi.
e.       Mengetahui pendekatan evaluasi pembelajaran.

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Prinsip Umum Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi
          Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh: Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris) kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi evaluasi. Istilah penilaian merupakan kata benda dari nilai.
          Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.(tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu).
            Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala yang berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan dengan kesepakatan antara dosen pembina matakuliah dan mahasiswa berdasarkan silabus matakuliah yang diatur dalam pedoman akademik masing-masing fakultas/program studi setara fakultas dan program pascasarjana.
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan oleh guru, Seorang guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Contoh: jika siswa sudah mencapai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dilanjutkan ke materi berikutnya, jika belum maka diadakan remedial.
2. Prinsip Umum Evaluasi
            Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara:
  1. Tujuan pembelajaran,
  2. Kegiatan pembelajaran atau KBM,
  3. Evaluasi, (Arikunto, 2010: 24)
Prinsip-prinsip umum evaluasi tersebut hendaknya bersifat:
  1. Kontinuitas
  2. Komprehensif
  3. Adil dan objektif
  4. Kooperatif
  5. Praktis
Berikut ini beberapa prinsip dalam suatu penilaian:
  1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif
  2. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading)
  3. Dalam proses pemberian nilai hendakya diperhatikan adanya 2 macam orientasi, yaitu penilaian yang norm referenced (dalam kelompok) dan yang criterion referenced (individu)
  4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar artinya menjadi feedback atau umpan balik
  5. Penilaian harus bersifat komparabel (adil)
  6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri

2.2 Tujuan Evaluasi

                Adapun evaluasi bertujuan untuk:
  1. Menentukan hasil belajar siswa berupa angka yang selanjutnya kan menjadi laporan kepada orang tua siswa dan menjadikan acuan penentu apakah siswa naik kelas/tidak naik kelas atau lulus/tidak lulus.
  2. Memberikan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat yang dimiliki oleh siswa.
  3. Mengenal latar belakang siswa yang dapat berguna untuk menyelesaikan permaslahan-permasalahan yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar seperti sebab-sebab kesulitan belajar yang pada akhirnya dapat menjadi input atau masukan bagi tugas BP, bimbingan dan penyuluhan.
  4. Sebagai feedback bagi guru untuk perlu atau tidaknya melakukan remedial.

2.3 Syarat Umum Evaluasi

1. Kesahihan
            Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes dan tidak terhadap instrument itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
a)      Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
b)      Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,
c)      Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
2. Keterandalan
            Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
a.Panjang tes
b. Sebaran skor
c. Tingkat kesulitan tes
d. Objektivitas
3. Kepraktisan
            Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain kepraktisan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Kemudahan mengadministrasi
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
c. Kemudahan menskor
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen

2.4 Jenis-Jenis Evaluasi

            Berikut ini beberapa bentuk evaluasi pembelajaran yang lazim dilakukan dalam kegiatan pembelajaran:
  1. Evaluasi Formatif
            Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dan efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi formatif adalah evaluassi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Menurut Winkel yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah pengunaaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pkok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of time.
            Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan Instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan pada suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberi remedial.
            Print (1993) menjelaskan: Formative evaluation is directed towards providing information on learner performance at one or more points during the learning process. Oleh karena evaluasi formatif dilakukan selama program pembelajaran berlangsung, maka sebenarnya evaluasi ini dapat pula berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Artinya, hasil dari evaluasi formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam upaya memperbaiki kinerjanya.
  1. Evaluasi Sumatif
            Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu-satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Evaluasi sumatif adalah meneliti kembali apakah suatu media layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
            Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Oleh karena itu, evaluasi formatif berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program. Scriven (1967) menyatakan: “summative evaluation focuses on the out comes of a completed program.” Sejalan dengan Scriven, Print (1993) menjelaskan: summative evaluation is directed toward a general assessment of the degree to which the larger outcome have been attained over the entire course or some substantial part of it, that is, evaluation employed at the end of a learning experience to indicate student achievement. Oleh karena evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai keberhasilan siswa setelah berakhir suatu program pembelajaran, maka evaluasi sumatif biasanya dilakukan pada akhir semester.
Evaluasi ini macamnya:
  1. Evaluasi satu lawan satu (one to one)
  2. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
  3. Evaluasi lapangan ( field evaluation)
  4.  Diagnostik
            Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh meteri yang telah dipelajari. Dengan adanya tes ini kemampuan siswa akan dapat dipantau oleh pendidik atau guru serta guru dapat menentukan tindakan apa yang sebaiknya diambil dalam menanggapi  kemampuan siswanya.
Jenis-jenis evaluasi lainnya yaitu:
  1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan
  2. Evaluasi monitoring
  3. Evaluasi dampak
  4. Evaluasi efisiensi-ekonomis
  5. Evaluasi program pembelajaran komprehensif
Selain itu adapula jenis evaluasi media pembelajaran, antara lain:
  1. Evaluasi bahan bacaan (buku, dan lain-lain)
  2. Evaluasi media gambar diam (photografi)
  3. Evaluasi media grafis ( bagan, diagram, dan lain-lain)
  4. Evaluasi media yang diproyeksikan (OHP, Slide, dan lain-lain)
  5. Evaluasi media audio
  6. Evaluasi media komputer
  7. Criterion Referenced Evaluation / Criterion Reference Test.

2.5 Pendekatan Evaluasi Pembelajaran

      Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi menjadi:
1.      Pendekatan Tradisional
      Pedekatan ini berorientasi pada praktik yang ditujukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek- aspek ketrampilan dan pengembangan sikap kurang mendapat perhatian yang serius. Dengan kata lain, peserta didk hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran. Kegiatan- kegiatan evaluasi juga lebih difokuskan pada komponen produk saja, ementara komponen proses cenderung diabaikan.
2.      Pendekatan sistem
     Berbeda dengan pendekatan tradisional yang lhanya menyentuh komponen produk saja, pendekatan sistematis adalah pendekatan yang difokuskan pada komponen evaluasi yang meliputi komponen kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen produk. Komponen tersebut harus menjadi landasan pertimbangan dalam evaluasipembelajaran secara sistematis.
      Selanjutnya pendekatan evaluasi yang dilihat dari penafsiran hasil evaluasi yaitu:
A.      Pendekatan Acuan Patokan (PAP)
     Jika ingin menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolute atau mutlak telah ditetapkan oleh guru. Pendekatan ini cocok digunakan dalam evaluasi formatif yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran. PAP dapat menggambarkan prestasi belajar peserta didik secara objektif apabila alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang standar.
B.      Penilaian Acuan Norma (PAN)
      Salah satu perbedaan pap dan pap adalah penggunaan tolak ukur hasil/ skor sebagai pembanding. Pendekatann ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman sekelasnya.




BAB III

PENUTUP

3.1       Kesimpulan

            Dari pembahasan diatas dapat kami menarik kesimpulan yaitu evaluasi pembelajaran merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu: evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
                  Terdapat 2 pendekatan evaluasi pembelajaran yaitu: pendekatan tradisional dan pendeakatan system. Selanjutnya pendekatan evaluasi yang dilihat dari penafsiran hasil evaluasi yaitu:    pendekatan acuan patokan (PAP) dam penilaian acuan norma (PAN).





















Daftar Pustaka


Aunurrahman, 2012, Belajar dan Pembelajaran, Bandung:Alfabeta
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka        Cipta.
Uno, Hamzah, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara

No comments:

Post a Comment